Perencanaan Program Public Relatios
Perencanaan strategi bidang PR
(Public Relation) memberikan satu model yang lebih logis. Langkah-langkah yang
perlu dilakukan di kelompokkan ke dalam empat tahap yang bersifat deskriptif
dan akurat.
Definisi perencanaan kerja menurut
pakar Public Relations, Frank Jeskins (2004 : 13), secara umum pengertian dari
perencanaan program kerja public relations yaitu terdiri dari semua bentuk
kegiatan perencanaan komunikasi baik kegiatan ke dalam maupun ke luar antara
organisasi dan publiknya yang tujuannya untuk mencapai saling pengertian.
Pereencaan
logis
Kunci pertama dalam menyusun suatu
rencana secara logis adalah pemahaman terhadap situasi yang ada. Sebelum kita
merumuskan suatu program humas, kita perlu mengetahui titik awalnya. Untuk
memahami situasi, kita memerlukan informasi atau data intelijen. Perlu diadakan
suatu studi mengenai situasi-situasi internal maupun eksternal yang dihadapi
organisasi sebagai implikasi dari inti kegiatan humas yang senantiasa
menjunjung tinggi kebenaran dan kejujuran, menuntut keterbukaan yang memerlukan
komunikasi yang baik.
Proses
transfer humas
Tujuan paling utama dari kegiatan
humas adalah menciptakan pemahaman. Setiap praktisi humas berkewajiban
menjadikan khalayak organisasinya memahami produk atau kehadiran organisasi
secara keseluruhan. Mereka sama sekali tidak dibebani tugas untuk membuat
khalayak tadi menyukai atau mencintai organisasinya. Kalau khalayak bisa
memahami kondisi organisasi, meskipun mereka tidak menyukainya, tujuan humas
sudah tercapai. Jadi di sini yang harus ditekankan adalah pengertian dan
pemahaman.
Kompromi
yang diperlukan
Dengan menyadari berbagai kesulitan
dalam melaksanakan proses transfer humas dari sikap negatif menjadi sikap
positif, maka setiap praktisi humas harus selalu realistis, dan jangan sampi
terjebak dalam sikap optimisme yang berlebihan. Tidak ada jaminan bahwa ia akan
berhasil sepenuhnya. Ada baiknya jika kita menetapkan target yang wajar.
Penyelidikan
situasi
Guna memahami situasi yang ada,
kita perlu mengadakan suatu investigasi atau penyelidikan. Investigasi itu
sendiri bisa dilakukan melalui suatu observasi atau melalui suatu studi
informasi dan statistik (studi kepustakaan). Tetapi kalau kegiatan itu belum
juga memunculkan hasil yang memuaskan, maka kita mau tidak mau harus mengadakan
penelitian yang khusus dan mendalam.
Pengumpulan
pendapat
Salah
satu metode yang paling sering digunakan oleh praktisi humas adalah pengumpulan
pendapat atau studi sikap (attitude study) dimana seorang pewawancara akan
mengajukan serangkaian pertanyaan kepada sejumlah responden sampel yang
dianggap cukup mewakili suatu khalayak yang hendak dituju. Selanjutnya, jawaban
mereka dikelompokkan menurut kategori tertentu.
Pemecahan
masalah
Setelah kita mampu mengenali
situasi dengan baik, maka kita juga akan dapat mengenali masalah yang ada serta
mencari cara untuk memecahkannya. Humas seringkali juga merupakan suatu
kegiatan untuk memecahkan masalah. Antara kegiatan humas dan kegiatan pemecahan
masalah memang terkait erat karena kita tidak akan mungkin mengatasi suatu
persoalan jika kita tidak memahaminya terlebih dahulu.
Perencanaan strategi bidang PR
(Public Relation) memberikan satu model yang lebih logis. Langkah-langkah yang
perlu dilakukan di kelompokkan ke dalam empat tahap yang bersifat deskriptif
dan akurat. Rencana program PR sama pentingnya menciptakan suatu fondasi yang
kuat untuk sebuah bangunan. Menurut Frank Jefkins (2002 : 56) ada empat alasan
yang paling penting bagi perlunya suatu perencanaan PR. Keempat alasan tersebut
adalah sebagai berikut :
- Untuk menetapkan target-taget operasi PR yang nantinya akan menjadi tolak ukur atas segenap hasil yang di peroleh.
- Untuk memperhitungkan jumlah jam kerja dan berbagai biaya yang di perlukan.
- Untuk menyusun skala prioritas guna menentukan jumlah program dan waktu yang di perlukan untuk melaksanakan segenap program PR yang telah di prioritaskan.
- Untuk menentukan kemungkinan pencapaian tujuan-tujuan tertentu sesuai dengan ketersediaan : staff pendukung atau personil yang mencukupi, dukungan dari berbagai peralatan fisik seperti alat-alat kantor, mesin cetak, kamera, serta anggaran dana yang tersedia.
Hal terakhir yang perlu ditegaskan
di sini adalah setiap kegiatan humas harus dilaksanakan secara sungguh-sungguh
dan profesional. Sebelumnya, segala sesuatunya harus sudah direncanakan secara
cermat, dengan mengacu pada tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Segala
sesuatunya harus dibuat sepraktis mungkin agar mudah dipahami dan diterima
(disetujui) oleh pihak manajemen.
Referensi:
Public Relations F.Jefkins
Suryadi, Drs.
Strategi Mengelola Public Relation, EDSA Mahkota. Jakarta, 2007
Komentar
Posting Komentar