kedudukan public relations



Kedudukan Public Relations
Selama ini mungkin teman-teman PR penasaran dan ingin mengetahui dimana sih kedudukan / posisi PR dalam sebuah perusahaan atau Organsasi? Buat yang penasaran dan ingin tahu kali ini  akan mebahas mengenai kedudukan lembaga humas dalam perusahaan.
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa kedudukan Public Relation adalah menilai sikap masyarakat (publik) agar tercipta keserasian antara masyarakat dan kebijaksaan organisasi/instansi. Karena mulai dari aktivitas, program humas, tujuan (goal) dan hingga sasaran (target) yang hendak dicapai oleh organisasi/instansi  tersebut tidak terlepas dari dukungan, serta kepercayaan citra positif dari pihak publinya.
Pada prinsipnya, secara structural, fungsi Humas/PR dalam organisasi merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari suatu kelembagaan atau organisasi. Humas terkait langsung dengan fungsi top manajemen. Fungsi kehumasan dapat berhasil secara optimal apabiloa berada langsung dibawah pimpinan atau mempunyai hubungan langsung dengan pimpinan tertinggi (pengambil keputusan) pada organisasi/instansi berrsangkutan.
Fungsi public relations dalam menyelenggarakan komunikasi timbal balik dua arah (reciprocal two way traffic communication) antara organisasi/badan instansi uag diwakilinya dengan public sebagai sasaran (target audience) pada akhirnya dapat menentukan sukses atau tidaknya tujuan dan citra yang hendak dicapai oleh organisasi bersangkutan. Hal tersebut sesuia dengan intisari definisi kerja Humas oleh Dr. Rex Harlow, dan San Francisco, Amerika Serikat tersebut yang menjadi acuan para anggota IPRA (International Public Relation Association) (1978), yang berbunyi:
“hubungan masyarakat merupakan komunikasi dua arah antara organisasi dengan public secara timbal balik dalam rangka mendukung fungsio dan tujua manajemen dengan meningkatkan pembinaan kerja sama serta pemenuhan kepentingan bersama”.
v  Kedudukan public relations dalam organisasi
Secara umum Public Relations mempunyai kedudukan yang sangat strategis, yakni berada di antara dua pihak publik. Baik untuk publik lingkup internal maupun publik lingkup eksternal.  Hal ini mengisyaratkan bahwa seorang Public Relations Officer sesuai fungsinya adalah sebagai “penyambung lidah’ perusahaan atau organisasi. Khususnya dalam hal mengadakan hubungan timbal balik dengan publik yang berada di dalam dan umumnya dengan publik publik yang berada di luar perusahaan.
Menurut Moore (2004:159) “Humas di tingkat manajemen puncak sebuah organisasi, dengan seorang direktur utama dan dewan direktur. Karena tindakan manajemen dan kebijaksanaan manajemen mempengaruhi Humas, maka fungsi humas harus ada dalam kedudukan tertentu di dalam struktur organisasi untuk berpartisipasi dengan manajemen dalam keputusan kebijakan umum”.
Posisi PR di Bagan Organisasi dan hubungannya dengan pimpinan manajemen (Top Management) seringkali dapat dijelaskan dengan menjelaskan terlebih dahulu bagaimana fungsi PR ini muncul. Pada awalnya Fungsi PR merupakan bagian integral dari departemen SDM sebagai tenaga pendukung komunikasi karyawan.

Karena fungsi ini terus berkembang, tidak hanya sekedar komunikasi karyawan belaka, maka pihak manajemen memisahkannya dari departemen SDM dan memberinya nama baru “Departemen PR”. Manajer departemen baru ini bertanggung jawab langsung ke CEO.

v  PR sebagai Koalisi Dominan
Koalisi dominan merupakan kelompok eksekutif yang memiliki kekuatan dan kekuasaan dalam struktur organisasi untuk mengambil keputusan mengenai pencapaian tujuan, tugas, secara objective dan fungsi strategis. Keputusan koalisi dominan harus didukung dengan kaitannya masalah legalitas dokumen dan keabsahan kelembagaan yang diakui secara resmi. (Grunig : 2002)

Hasil kajian PRSA (Public Relations Society of America) pada tahun 1980 menjelaskan bahwa penjabaran PR dalam posisi koalisi dominan yaitu sebagai berikut :
  1. Pihak PR mampu menjembatani kepentingan antara organisasi dan khalayak publik untuk saling beradaptasi satu sama lainnya.
  2. PR berupaya agar organisasi dapat memenangkan kerja sama yang baik dengan pihak khalayak publiknya, baik internal maupun eksternal.
v  PR sebagai Boundary Spanner
Menurut Seitel P. Fraser (2004) PR sebagai manajer penghubung (Boundary Spanner) adalah berfungsi sebagai manajer penghubung antara organisasi dan publiknya, baik eksternal maupun internal. Dengan kata lain, satu kakinya berada dalam di dalam dan kaki lain berada di luar organisasi.

Secara umum PR sebagai Boundary Spanning secara profesional memiliki 2 kemampuan, sebagai “manajerial skill & sebagai tekhnikal skill”.

1.      Kemampuan Tekhnikal Skill
Melakukan kegiatan melalui menghimpun melalui kliping, menganalisis atau mengevaluasi berita dari berbagai sumber media massa, dan hingga menciptakan media publikasi atau komunikasi organisasi.
2.      Kemampuan Manajerial Skill
Memiliki kemampuan manajerial dalam hal menyusun konsepsi, perencanaan strategis, mengelola, memimpin, termasuk mengevaluasi efektivitas hingga kegiatan audit komunikasi organisasi tersebut yang merupakan nilai kontribusi boundary spanner untuk memperbaiki dn meningkatkan proses pengambilan keputusan secara efektif demi mencapai kepentingan kedua belah pihak.
Menurut Aldrich & Herker 1977 yang dikutip oleh Grunig (2002), bahwa praktisi PR sebagai Boundary Spanner adalah merupakan pelaksanaan 2 fungsi sekaligus yaitu :
  1. Sebagai pengelola informasi
  2. Berfungsi sebagai mewakili representasi kepentingan publik eksternal, dengan cermat memperhatikan penerimaan atau penolakan dari kebijakan strategis organisasi yang telah dibuat.
Dengan demikian, keberadaan PR harus terlibat penuh dalam program kegiatan semua tingkatan struktur organisasi, sebagai upaya untuk mengetahui pelaksanaan, arah tujuan atau sasaran managemen strategicdi berbagai level manajemen perusahaan.

Departemen PR yang memiliki tujuan tersendiri, memformulasi, mengelola dan akan program melaksanakan program strategisnya dengan departemen terkait agar terhindar kesalahan-kesalahan koordinasi program kegiatan dari tujuan dan sasaran utama grand strategic manajen organisasi.










SUMBER:

Ruslan,Rosady (2008). “Manajemen Public Relatoins & Media



Komentar

Postingan populer dari blog ini

ruang lingkup public relation

Media Public Relations